Ami adalah sahabat dari Mimi, Linda, Jovan, dan Dion. Berbeda dengan keempat sahabatnya, kehidupan Ami sangat sulit.
Ami adalah sosok remaja yang hidup dibawah kemiskinan. Ami memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di SMA lantaran tidak tega melihat kesehatan ibunya yang sering mengalami sakit-sakitan akibat terlalu bekerja keras demi membiayai pendidikan dirinya. Karena kepedulian seorang sahabat, Ami pun bisa keluar dari kesulitan yang dia hadapi. Ami tetap bisa melanjutkan sekolahnya tanpa harus membebani orangtuanya. Dialog Drama Pada suatu hari, Mimi mendapati Ami sedang terlihat sangat gelisan.
Contoh naskah DRAMA untuk 4 orang – Kali ini #jatikom akan memberikan contoh naskah drama yang dapat anda pilih karena terdapat 3 judul, pementasan drama adalah bergantung pada sejumlah hal, dan salah satu diantaranya adalah naskah skenario drama itu sendiri. Contoh naskah drama lucu untuk 5 orang Mama Vina: Seorang ibu yang sangat tegar karena bisa menghidupi keempat anaknya hingga dewasa seperti karakter seorang ayah. Erlin: anak yang paling besar mama Vina yang sudah lulus kuliah dan kini bekerja sebagai tenaga pengajar di sebuah SMP terpadu.
Mimi tertanya-tanya dalam hatinya, ada apa gerangan dengan si Ami. Tak ingin menyaksikan Ami terus menampilkan raut yang menyedihkan, maka Mimi langsung mencari tahu permasalahannya. Mimi: Ami, kamu kenapa? Kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? Kamu ada masalah apa? Ami: Nggak kok, aku nggak ada apa-apa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat.
Mimi: Masalahnya, muka kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang kebingungan. Ami pun berusaha mengelak. Ami: Ah kamu bisa aja sih! Aku nggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuman nggak cukup tidur aja. Mimi pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda: lagi pada ngapain disini? Kamu kenapa, Ami? Kok kamu kelihatan pucat amat? Mimi: Nah, benar kan, kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomgong aja, ada apa sebenarnya? Linda: Iya Ami, kita ini kan sahabat.
Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti akan berusaha untuk membantu. Ami tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua temannuya itu. Ami: Udahlah, aku nggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Jovan dan Dion. Mimi: Hi, guys.
Kalian pada darimana? Baca Juga: Jovan: Emm.
Kami abis main daru rumah tante aku. Dion: Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar kerumah tante si Jovan. Emang kalian pada ngapain disana? Jovan: Nggak papa, cuman silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana. Gitu, baguslah! Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan sesuatu kepada Ami yang dilihatnya tidak seperti biasanya. Ami, kamu kenapa?
Ami: Aku kenapa emang? Kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi! Linda: Nggak tahu si Ami nih. Aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia nggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat.
Jadi gimana gitu kalau ada seorang sahabat yang nggak terbuka gini. Mendengar ucapan Linda, Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang dihadapinya. Ami: Sebenarnya aku nggak mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku nggak punya pilihan. Mimi: Iya, nggap apa-apa, kamu ngomong aja! Ami: Aku akan berhenti sekolah. Berhenti sekolah?
Maksud kamu apaan? Dion: Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?
Ami: Aku nggak bisa menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung pada ibuku. Keempat sahabat Ami pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan kemudian memberikan usulan untuk Ami Jovan: Ok Ami, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan part time. Dion: Iya, tante kamu kan punya supermarket.
Linda: Kyaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah.
Kamu mau kan, Ami? Ami menerima penawaran Jovan. Ami: Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen kesana kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar. Teman-teman Ami akhirnya dengan semeringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar sekolah. Ayah Ninno pun langsung kembali ke rumah setelah mengantar mereka. Di sekolah, mereka belajar seperti layaknya anak sekolah. Namun Adite terlihat tidak begitu memperhatikan guru.
Ia lebih banyak bermain dengan buku dan pensil yang ia miliki. Adite: Malas benar hari ini, baru berangkat sudah dikasih tugas! Parise: Namanya juga anak sekolah, ya di kasih tugas dong. Adite: Tapi kan baru masuk, ya berkenalan dulu atau apa kan bisa Yajitte: Aneh kamu tu, justru kalau tidak belajar kita yang rugi! Adite: Memang rugi kenapa?
Parise: Kan sudah bayar iuran sekolah! Begitu saja tidak tahu! Adite: Sok kamu ini Parise, yang bayar kan bapak ya yang rugi bapak lah! Yajitte: Sudah, sudah, kita pulang saja langsung! Mereka pun pulang ke rumah, drama siswa malas belajar. Sesampainya di rumah mereka langsung istirahat. Watty: Anak-anak, makan dulu, setelah itu sholat ya.
Setelah sholat tidur dulu, baru setelah itu boleh main. Tapi jangan lupa belajar! Adite, Parise dan Yajitte: Iya bu. Watty: Duh anak ibu, pintar-pintar deh (sembari meninggalkan mereka) Yajitte: Setelah ini main game yuk, kamu kan kemarin kalah Parise: Iya, iya yang menang kemarin. Tunggu, hari ini pasti aku yang menang Yajitte: Ya lihat aja nanti. Yang kalah bantu mengerjakan tugas ya! Adite: Iya, aku ikut, kalian harus bantu tugas aku ya!
Parise & Yajitte: Kalau kamu menang! Adite: Pasti! Awalnya kegiatan belajar mereka berjalan dengan baik tanpa hambatan yang berarti tapi beberapa bulan kemudian Adite mulai lupa belajar. Ninno: Dit, dari tadi main game terus, sudah. Makan sana, setelah itu belajar! Adite: Ini kan hari minggu Yah! Parise & Yajitte: Iya Yah!
Ninno: Hari minggu juga bukan berarti libur belajar nak. Meski sebentar, belajar harus dibiasakan. Adite: Malas ah!
Parise: Kalau aku sih tadi sudah Yah, tugas dari Ibu Guru sudah selesai. Yajitte: Aku juga sudah Yah, tinggal Adite yang belum mengerjakan tugas!
Adite: Iya, iya. Ninno: Ya sudah, pokoknya ayah tidak mau tahu, kalian harus belajar meski sebentar.
(Pergi meninggalkan mereka) Satu jam kemudian Watty: Adit. Kamu kok main game sendiri, Paris dan Yajit sudah istirahat tidur siang tuh!
Adite: Ya Bu, tanggung! Watty: Ayah tadi bilang apa? Adite: Iya bu Karena terlalu asyik bermain game akhirnya Adit lupa untuk mengerjakan tugas. Malam harinya ia langsung tertidur pulas sementara kedua saudaranya masih sempat belajar. Akhirnya di sekolah pun Adit di hukum. Adite: Eh tunggu, tunggu!
Parise: Kenapa sih dit? Yajitte: Iya kamu ini seperti ayam mau bertelur saja! Adite: Aku minta tugas kalian, cepat, aku lupa mengerjakan tugasku kemarin. Yajitte: Aduh adit. Mana sempat, ini sudah mau masuk! Parise: Lagian kamu ini bandel sih, sudah di ingatkan.
Yajitte: Pasti nanti tidak selesai dan kamu kena hukum (sambil menyerahkan buku tugasnya) Adite: Enggak lah, pasti selesai. Karena tidak selesai akhirnya Adite dan Yajitte dihukum. Adit dihukum karena tidak mengerjakan tugas sedangkan Yajitte di hukum karena memberi contekan. Hanya Parise yang tidak di hukum.
Yajitte: Kamu sih Dit, aku jadi di hukum juga! Adite: Ya maaf! Parise: Makanya, lain kali jangan malas belajar! Ingat kata ayah, belajar itu untuk kita sendiri, coba nih seperti aku jadi di sayang ibu guru dan pak guru, kan enak!
Yajitte: Iya benar Dit, besok kamu jangan malas belajar deh! Adite: Iya deh, aku janji! Parise: Ya sudah. Yajitte: Iya, yuk kita pulang, yang penting besok jangan sampai di hukum lagi.
Begitulah, akhirnya anak-anak pak Ninno dan bu Watty kompak untuk semangat belajar. Adite, Parise dan Yajitte berjanji kepada orang tuanya untuk rajin belajar. Dan orang tua mereka pun akhirnya memberikan kejutan yaitu membelikan mainan game baru, dengan syarat mereka harus mendapatkan peringkat di sekolah.